Selasa, 13 Desember 2011

YTH, Ayah yang Kuharap Menjadi Ayahku

Dengan Hormat (dan cinta untukmu ayah)...
Perkenalkan, aku calon manusia lancang yang belum jelas jenis kelaminnya laki-laki atau perempuan, yang jelas aku adalah manusia yang selalu punya hati yang selalu pasti akan mencintai ibuku yang sekarang aku masih berada di perutnya, yang setiap hari menyusahkan membuatnya menahan rasa sakit ketika aku tak sengaja bergerak dalam perutnya...

Yang jelas aku adalah manusia yang akan selalu mencintai ibuku dengan tulus, meski aku akan terlahir dari buah cinta kalian, tapi yakin dan belum pasti kau akan mencintai ibuku yang ku cintai sampai mati...
Kau tau ayah, aku melihat apa yang kau lakukan terhadap ibuku yang ku cintai...
Kau tau ayah, aku juga merasakan apa yang dirasakan ibuku yang ku cintai ketika sedih itu tertahan dipelupuk matanya...
Kau tau ayah, aku juga menangis ketika ibuku yang ku cintai menangis mamikirkan apakah aku nanti terlahir akan punya ayah atau tidak...
Aku juga merasakan sakit ketika ibuku yang ku cintai menahan sakit hati yang kau torehkan padanya...

Jika aku pria, mungkin aku tak sehebat ayah, tapi jika bicara ketulusan aku berani menantang ayah yang sudah sengaja membiarkan ibu ku menanggung beban (aku) sendiri...
Jika aku wanita, mungkin aku tak sehebat ibuku yang dengan tulus mencintai ayah meskipun ayah selalu menyakiti hatinya...
Ibuku kuat ayah, tapi karena cintamu ibuku jadi lemah, jadi wanita tak berdaya seakan-akan segera sirna dari muka bumi kalau bukan karena mempertahankan aku  terus ada diperutnya...

Tidak, aku tidak menyuap ayah dengan kata-kata yang tidak jelas seperti ini, dan aku juga tidak mungkin menyuap ayah dengan uang untuk selalu mencintai ibu ku, karena aku anakmu tidak akan mampu menyuap ayahnya sendiri. Namun bolehkan aku menyuap ayah dengan ketulusan dan kebahagiaan demi aku dan ibuku yang mencintaimu dengan separuh nafasnya ?

Ahh, maaf ayah, aku bukan bermaksud membuatmu marah karena telah lancang mengajarkanmu tentang sebuah ketulusan dan kebahagiaan...
Tidak kah tau, dengan ketulusan dan kebahagiaan kelak aku akan menjadi orang yang punya masa depan...
Tidakkah pernah kau bayangkan ketika akhirnya kau memilih meninggalkan ibuku kau akan merobek hatinya dan mengorbankan hatiku sekaligus...
Tidakkah kau bayangkan ketika aku lahir kedunia ini dengan proses yang sulit dan rasa sakit yang ditanggung ibuku yang ku cintai, tanpa kau disampingnya, tanpa kau yang menguatkannya, tanpa kau yang memberikan kekuatannya, tanpa kau ayahku yang seharusnya yang menyambutku dengan bahagia...apakah yang akan terjadi ayah jika kau tidak disamping kami...

Mungkin jika aku selamat membuka mata kedunia fana ini, tidakkah kau tau ibuku tidak akan bahagia, karena aku terlahir atas siapa ayah...
Tidakkah aku akan selalu menjadi beban panjang baginya jika kau tidak disampingnya...
Tidakkah ibuku yang ku cintai akan membenciku karena kebenciannya atas mu yang memilih meninggalkannya...

Ayah, ketika akhirnya kau tidak memilih ibu, lalu aku akan bagaimana melewati hari-hari panjangku dimuka bumi ini nanti...
Ayah, tidakkah kau rasakan aku juga ingin seperti mereka, yaa mereka teman-temanku yang lain yang punya ayah dengan kasih sayang yang tulus yang selalu bersamannya siang dan malam...
Tidakkah kau bahagia karena aku ayah...
Tidakkah kau bahagia karena aku ada atas cintamu dengan ibuku yang ku cintai ayah...

Ayah, ingatlah anakmu akan membuka mata dibumi yang kau pijak, dengan apa aku mampu bertahan ketika aku tau ayah yang ku cinta tidak mencintaiku juga...
Dengan apa aku harus bahagia ketika aku tau ibuku yang kucintai berjuang sendiri atas aku...

Ayah, ketika dulu kau mencintai ibuku, ibuku menerimamu atas rasa tulusnya terhadapamu apa adanya, lalu kenapa kau tidak bisa menerimaku calon manusia biasa apa adanya sama seperti ibuku yang ku cintai...

Ayah, aku punya satu permintaan, mungkin terdengar seperti perjanjian. Jika ketulusanku dalam mencinta kau dan ibuku kalah dari ketulusanmu mencintai ibumu (nenekku), ayah boleh lansung menghujamku dengan belati kebencian terbesar dari langit dan kemudian meninggalkan ku.

Ayah, bukan hanya ibuku yang ku cintai gugup ketika masanya datang untuk aku menuju bumimu yang kau pijak, aku juga gugup ayah, tubuhku bergetar, mataku berkabut, aku akan memekik ayah.
 Memekik...
 Jika itu pagi, maka aku akan membuat pagi menjadi ribut...
Jika itu malam, maka pekikkanku akan memecah kesunyian malam...
Tapi taukah kau pekikanku akan menjadi pekikan sedih ketika aku tau kau tidak datang menyambutku menemani ibuku yang kucintai...

Ayah...
Demi ketulusan dan kebahagiaan dimasa mendatang, kuharap kita diberi kesempatan berbenah diri...
Kau, aku dan ibuku...
Harapan ku untuk duduk bersama dan bercerita...
Sesekali ada tawa bahagia dari kita bersama...
Tentu saja kau, aku dan ibuku yang kucintai...

Itu saja yang ingin ku sampaikan ayah..
Tetaplah berada disamping ibuku yang kucintai...
Tetaplah bersama kami ayah, bertahan bersama, menangis dan tertawa bersama...
Bersama...

Salam sayang dari calon anakmu yang mencintaimu...


NB : SEBUAH PESAN DARI CALON BAYI YANG SEBENTAR LAGI AKAN LAHIR KEDUNIA INI, LANJUTAN CERITA DI BULAN NOVEMBER.

1 komentar:

#TUWID#--- *Tulisan Iwid* mengatakan...

merinding baconyo unii :(

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates