Senin, 10 September 2012

Bertaruh Luka Selesai

Mari bertaruh luka di meja ini
Kita lihat siapa yang menang
Tapi kini kita semua kalah
Kau aku dia kita
Waktulah pemenangnya
Mari akhiri luka ini
Dan menjahitnya dengan waktu yang baru
Bahkan huruf demi huruf yang berusaha merangkai diri menjadi kata-kata tak kan mampu jelaskan
Biarkan saja dia tenggelam
Tenggelam bersama matahari dan hujan kemaren
Mari merangkai hari
Meski tak seindah pelangi paling tidak dia adalah hari yang baru
Tidak seperti hari kemaren dan awan kelabu
Bertaruh luka selesai
Kita yang sudah saling melambai
Kisah usang yang sudah selesai
Dan sekarang mari merangkai
Merangkai yang harus dimulai
Bertaruh luka selesai
Selesai
Bertaruh luka selesai

Padang, 10 September 2012

Senin, 03 September 2012

Kepada Kamu Yang Ku Cintai Dari Jauh


Jika suatu hari kamu rindu dan ragaku terlalu jauh untuk kamu gapai,
berdoalah..
Agar aku dikuatkan, atau kamu diberikan rezeki berlebih untuk menemuiku.

Jika suatu hari kamu merasa tersisihkan karena semua kesibukanku,
mengertilah..
Aku disini berusaha, agar kelak kita bisa bersama dan kita tak perlu bekerja terlalu keras seperti ini, untuk membayar semua waktu saat kita terpisah seperti ini.

Jika suatu hari kamu tidak yakin akan semua yang kita jalani,
berusahalah..
Agar kita bisa diberikan jalan, atau setidaknya diberikan kemantapan hati untuk melalui apa yang sebenarnya begitu ganjil untuk dijalani. Mencintai dari jauh..

Jika suatu hari kamu membuka mata dan mendapati diriku tak ada disana,
bersabarlah..
Akan datang waktu, dimana jarak terjauh dari aku tak dapat melihatmu adalah ketika saling berpunggungan ketika tidur.

Jika suatu hari kamu mencari sosok untuk kamu rengkuh dengan erat dan sempurna,
cobalah tetap tenang..
Biarlah malaikat yang menjaga langkahmu, biarlah sayapnya menggenggammu erat dan membuatmu aman. Aku yakin, malaikat menyayangi mereka yang mencintai tanpa syarat.

Jika suatu hari kamu kebingungan menentukan langkah, sedangkan aku terlalu fana untuk bisa kamu andalkan,
Yakinilah..
Apapun jalan yang kamu ambil, selama untuk kebaikan kita bersama, aku disini akan tetap tersenyum, memberika suntikan semangat melalui setiap permintaanku kepada Tuhanku.

Jika suatu hari kamu merasa semua yang kita jalani tanpa tujuan,
Ingatlah..
Kita pernah memutuskan untuk bersama, saling jatuh cinta dan berharap pada mimpi yang pernah kita bangun. Berkomitmen menjalani semua, dan saling menjaga segala rasa.

Jika suatu hari kamu ingin mengakhiri ini semua,
renungkanlah..
ada kelelahan yang tak dapat kita sembunyikan dalam menjalaninya, tapi akan ada penyesalan yang terukir pasti dan juga tenaga yang terkuras habis apabila suatu saat nanti kita memutuskan berjalan sendiri.

Jika suatu hari kamu lelah,
Percayalah..
Aku masih disini, di tempat kita biasa bertemu, menunggumu datang untuk kembali bercengkrama, walau sesudahnya ada episode baru bernama rindu yang lebih hebat.

Jika suatu hari kamu merasa dadamu hangat,
peganglah..
Itu doaku, agar kamu selalu merasa tenang. Tuhan sedang menyentuhmu, karena pintaku dalam sujudku.


Untuk kamu yang kucintai dari jauh..
bersabarlah..
Aku disini.. Masih ditempat yang sama,
dengan rindu yang menumpuk,
dan cinta yang tak kalah banyaknya..
Aku disini, menunggumu pulang.
Karena kamu, sudah kubuatkan rumah.
Didalam sini.
dalam hatiku, yang selalu tak pernah gagal untuk kamu sentuh

(Puisi Karya Falla Adinda)

Bertaruh Luka


mari bertaruh luka di meja ini dan lihat siapa yang menang. sebab bayangan masa depan terlalu buram sementara masa lalu di matamu begitu terang. tak ada peluk yang cukup hangat untuk meredakan amarahku dan tak ada cium yang begitu erat untuk mengikatmu.

sementara masih terlampau jauh untuk sebuah genggam. sementara masih terlampau jauh untuk sebuah cinta. sementara masih terlampau jauh untuk sebuah rindu.

sementara sudah terlampau luka
untuk menyebut kita.


(Puisi Karya Bernard Batubara)

Pada Paragraf yang Begitu Singkat by Jiaeffendie

Pada Paragraf yang Begitu Singkat by Jiaeffendie


:Lakshmi


pada paragraf yang begitu singkat, kau sempat menulis bekas luka. di sana kau dan aku dahulu dengan tabah menyusun huruf demi huruf sambil belajar membuat narasi yang bahagia. padahal akhir cerita tak bersahabat dengan waktu dan sisa rindu di sela kata terlalu lemah untuk patuh kepada airmatamu. tak ada jeda untuk kau tinggal di sini. biarkan aku membiarkanmu pergi

biarkan aku membiarkanmu pergi

pada paragraf yang begitu singkat ada ingatan yang berkarat. di sana aku dan kau terperangkap dalam kalimat pasif yang tak paham bagaimana cara menunggu. sedangkan cintamu telah luput di titik terdekat dan langkahku telah lumpuh di tanda tanya terjauh. tak ada celah untukku pergi dari sini. biarkan aku membiarkanmu kembali

biarkan aku membiarkanmu kembali

(Puisi Karya Bernard Batubara)

Di Jarimu by Rahne

[1] Di Jarimu by Rahne


: Lakshmi


di permukaan mataku kau menuliskan luka, lalu memaksa bibirku yang sedang kau lumat dengan ucapan perpisahan membacanya kata demi kata. kita begitu fasih menghancurkan pilihan dan tak pernah tahu bagaimana cara mengembalikan.

sementara airmata sibuk mencari jalan pulang, takdir melingkar tenang di jarimu serupa kegagalan yang memaksa untuk diingat. aku tak mampu menulis di tanganmu sebab sebuah genggam tak cukup menahan puluhan rencana kepergian. kita begitu hapal cara saling menemukan tapi tak pernah paham bagaimana cara bertahan.

di dadamu ada tulisan yang tak pernah selesai. tentang rindu yang lumpuh di tengah jalan dan cinta yang mekar di tempat lain. jauh dari yang tak akan kembali. jauh dari yang tak pernah terjadi.


(Puisi Karya Bernard Batubara)

Template by:

Free Blog Templates