Jumat, 31 Agustus 2012

Sebuah Keputusan

Aku putus dengan doni Jo dan kau berakhir dengan Citra, karena keadaan dan waktu yang sama-sama menjauhkan diri kita dengan pasangan kita masing-masing. Aku tau kau sangat mencintai Citra dan seharusnya kau juga tau cintaku teramat besar terhadap Doni Jo (mengingat hubunganmu dengan Citra-mu yang sudah berjalan setahun dan hubunganku dengan Doni Jo-ku yang berjalan lebih kurang tiga tahun).
Itu dulu awal kisah kita...

Singkat cerita...

Kemudian dunia maya mempertemukan kita, membuat kita dekat dan saling membuka celah dari rasa jenuh dan hidup yang mulai terasa rumit dan berat untuk diselesaikan.
Bersamamu kutemukan lagi semangat dan senyum yang sudah lama hilang ditelan skripsi dan beban berat di bangku perkuliahan, hingga aku menghadapi meja hijau dan kemudian diwisuda.

Alhamdulillah aku sarjana dan cumlaude.

(Saya sudah pernah ceritakan ini dipostingan sebelumnya)

Ah rasanya baru kemarin aku merasa bahagia sekali Fer, ketika menemukanmu yang sudah berjasa menyelamatkan hatiku dan membasuh luka lama dan membuatku menjatuhkan pilihan dan menutup rasa sayangku terhadap Doni Jo, aku pernah bilang, kamu adalah orang pertama yang bisa membuat aku lupa dengan Doni-Jo, bisa kamu bayangkan betapa besarnya arti Doni Jo untukku kala itu.
Kamu yang sama sekali berbeda dengan Doni Jo, walaupun aku pernah bilang Doni Jo adalah masa lalu terbaikku, paling tidak aku sudah biarkan dia bahagia dengan orang lain dan tidak pernah lagi mencoba mangutak-atik kehidupannya. Karena dia berhak bahagia.

Bukankah memang seharusnya begitu ?

Iya pasti.

Tapi itu tidak terjadi dengan kehidupan yang kau susun bersamaku, kau masih terlalu sibuk mengais-ngais masa lalu, memperbaiki namamu yang jelek di mata Citra, memperbaiki hatimu yang sudah dirusak oleh Citra dan memperbaiki hati Citra yang juga sudah berhasil kau rusak dengan keberadaanku di hatimu, entah itu benar atau tidak, bukankah kau hanya bercerita ? Iya demikian.

Aku yang selalu dengan sabar mendengar keluhanmu, aku yang selalu sabar menuntun jalanmu, aku yang selalu sabar menciptakan tertawa kecil dibibirmu, aku yang selalu sabar menjawab seluruh pertanyaanmu yang beruntun hingga hatimu puas dengan jawaban itu, aku yang selalu sabar menemani hari-harimu yang penuh keluh dan kesah, aku yang selalu sabar menyembuhkan luka dihatimu meski kau tak pernah pelajari luka dan lubang dihatiku.

Aku ingin kamu banyak bersyukur Fer, tapi sepertinya itu susah sekali untuk kau lakukan.

Tiga bulan bahagia berlalu...

Lebih tepatnya setengah bahagia, karena cerita masa lalumu selalu menghantui dan menjadi momok buruk perjalanan kita, dan kau tau aku sudah siap untuk kemungkinan terburuk selanjutnya, selalu siap.
Apa sekarang aku mengada-ada tentang kemungkinan terburuk ? 

Ah aku yang selalu ceria memang pintar sekali menyembunyikan luka...

Sepertinya Tuhan ingin membuka sebuah rahasia dan mengungkap sebuah cerita, Citra datang kepadaku dan menanyakan kebenaran hubungan kita dan kesalahanku adalah membenarkan pertanyaan itu. Jelas sekali tergambar raut kecewa di tulisannya yang hanya mengatakan ”Selamet ya dan diakhiri sebuah tanda senyum :) ”. (maafkan aku Citra, sungguh aku tidak tau apa yang terjadi dengan ceritamu).

Bukankah aku sudah terlalu dewasa membiarkanmu bermain-main dengan masa lalu Fer ? Meskipun kau sangat tau aku tidak suka cerita masa lalu, begitulah.

Kemudian kau kembali sibuk menyembuhkan luka Citra karena kecewa terhadapmu, aku percaya masih ada cinta diantara kalian berdua yang belum terselesaikan, tapi cerita ini terlanjur kita buat dan sudah berjalan.
Apa kali ini kau masih menginginkan Citra yang punya sifat sepertiku ? Kau pernah utarakan ini kala itu, Citra berhak tau, kau selalu menginginkannya tapi dengan sifat yang aku punya.
Itu tidak akan pernah terjadi Fer, Citra ya Citra dan Siska ya Siska, dua orang yang sama sekali berbeda.

Apa kita harus salahkan waktu dan keadaan lagi kali ini ? Egois sekali.

Empat bulan berjalan...

Dan aku masih percaya masih ada yang belum terlesaikan...

Empat setengah bulan berjalan...

Dan aku masih percaya waktu yang akan membuktikan segalanya...

Kemudian Citra pulang dan terjadilah sebuah cerita, kita sebut saja SEBUAH KESALAH PAHAMAN...
Kesalah pahaman yang sudah ku duga sebelumnya...

Dan inilah yang aku sebut dengan kemungkinan terburuk, bukankah kau tau aku selalu siap dengan kemungkinan terburuk ? *ku ulangi lagi*

Atau kau memang tidak pernah kenal aku bagaimana  ? 

Andai aku bisa bicara dengan Citra, ingin sekali kutanyakan tentang kesalah pahaman ini, apakah ini sungguh kesalah pahaman ? Mengingat dan menimbang bahwa aku juga seorang wanita.

Masalah kita sudah mulai kronis...

Simpang siur entah kemana, sudah tidak jelas lagi batas kewajaran dan hitam putihnya.

Sepertinya aku juga mulai terbiasa dengan masalah dan sebentar lagi akan terbiasa tanpamu, percaya aku...
Aku mengerti dengan yang kau sebut ”memperbaiki keadaan” bukankah aku sudah cukup dewasa untuk menelan ini semua Ferry ? Kau harus percaya satu hal, semakin kau mencoba perbaiki hal yang sudah keruh kau hanya akan menambah keruh hal yang lain. Karena memperbaiki keadaan kadang tidak berlaku dalam masalah cinta dan hati juga kadang belum tentu bisa terima hal itu.

Dan sekali lagi harus ku katakan, cobalah berdiri diatas kaki sendiri dan berhenti mendengarkan penilaian orang lain tentang apa yang salah dalam dirimu. Yang tau kita adalah kita sendiri, bukan orang lain, bukan siapa-siapa dan juga bukan aku, tapi hati sendiri yang tau diri sendiri.

Aku memang belum terlalu lama mengiringi perjalanan hidupmu, lima bulan itu waktu yang masih teramat singkat Fer, tapi cerita kita seakan-akan sudah berjalan lima tahun. Kau tau kenapa ? Karena masalah yang terlalu berat, keadaan dan waktu yang rumit yang belum bisa kita selesaikan dan kita jawab. Cobalah sekali saja bertahan...

Berhenti membolak-balik pikiran dan hati sendiri, karena sudah saatnya kau melangkah maju...

Aku hanya bisa tersenyum...

Aku masih belum bisa percaya hubunganku dengan Ferry berakhir secepat ini, mengingat perjalanan singkat yang terasa sangat panjang yang sudah direncanakan bersama.

Dan yang lebih gilanya, kami bahkan pernah merencanakan pernikahan.

Lebih jauhnya pernah merencanakan punya anak, ah Ferry yang terlalu suka anak-anak selalu menginginkan anak perempuan, dan kelak akan diberi nama Afika. Pasti, katanya kala itu.
            ”Nikah yu sayang, aku serius”.
            ”Ko buru-buru banget anak amak ?”
            ”Iya, rasanya aku udah ketemu orang yang cinta sama aku dan aku juga cinta”
            ”Dua tahun lagi ya anak amak sayang, kalo kita udah sama-sama siap”
            ”Iya deh dua tahun lagi anak ama”
Ah, apakah waktu secepat ini menghancurkan sesuatu yang disebut ”cita-cita masa depan ?”

Entahlah...

Aku masih belum bisa percaya, hubungan yang kita bangun atas dasar takdir atau semacam jalan pulang ini harus dia dan mereka yang mengakhiri...

Kurasa kau tau siapa yang ku sebut dia dan mereka, untuk mereka, aku tidak pernah menganggap mereka salah, barangkali mereka hanya ingin yang terbaik untukmu. Sama seperti mereka bagiku, mereka juga hanya menginginkan yang terbaik bagiku, tapi dengan jalan aku yang menentukan pilihanku sendiri. Ada baiknya kita Aminkan apa yang mereka inginkan, dari pada terus menentang dan berlari dari kenyataan.
Tapi sampai hari ini kau belum jawab pertanyaanku, aku salah apa ? Salah dimana ? Tapi yasudahlah, barangkali juga tau alasannya hanya akan menambah luka baru di hatiku.  Biarkan saja waktu yang menjawab semuanya. Seperti yang kau tau, aku selalu percaya waktu.

Sekarang kita apa ?

Bukan apa-apa, meskipun kau masih memintaku mengiringi perjalananmu walau tanpa ikatan...

Kau butuh aku dan masih sayang aku...

Aku juga begitu, aku yang masih kangen kamu, masih sayang kamu dan bahkan masih cinta kamu.
Belum ada yang berubah dari perasaanku terhadapmu, semua masih seperti dulu dan sebesar itu. Karena aku belum pernah mencoba menguranginya sama sekali, bahkan melupakanmu belum pernah terbayang dipikiranku, semua terlalu cepat datang dan kemudian juga cepat pergi.

Barangkali hidup memang hanya sebatas bertemu dan berpisah.

Aku yang sampai hari ini belum  pernah memangilmu dengan sebutan Ferry, ah lucu sekali.
Anak amak selalu jadi panggilan pilihanku, bahkan sampai hari ini, apa aku harus terbiasa memanggilmu dengan sebutan Ferry mulai hari ini ? Barangkali.

”Ada baiknya kita memilih utuk menatap ke depan dan mencoba berpikir positif tentang semua yang telah terjadi. Tuhan pasti memilihkan jalan ini untuk kita pasti bukan tanpa sebab, Tuhan mempertemukan kita, menumbuhkan rasa sayang yang begitu dalam dan ketenangan di saat melepaskan bukanlah tanpa sebab. Aku yakin masih banyak pelajaran yang bisa diambil dari gagalnya sebuah hubungan. Mungkin pelajaran pertama yang bisa diambil adalah, tidak semua mimpi yang terajut indah berakhir dengan indah pula” (kutipan).

Semangat anak amak, bukankah kau tau aku selalu orang yang sama, orang yang penuh semangat. Orang yang penuh tawa, walau kadang cengeng, tapi selalu bisa tersenyum dan selalu menularkan energi positif. Orang yang selalu merasa dewasa tapi di matamu aku masih anak-anak. Ah lima bulan yang penuh kenangan anak amak, lima bulan yang penuh cerita.
Dan akan selalu seperti itu, seperti Siska yang biasa...

KEMUDIAN HENING...
SEBERAT ITU !


Kamis, 02 Agustus 2012

Kamu

Aku penakut ? Iya.
Aku takut tidak menemukan lagi hati yang mengerti aku mengerti mauku mengerti apa adanya aku
Ah, memang cerita cinta tidak akan pernah habis untuk diceritakan.
Kepada kamu, kamu penghuni hatiku saat ini
Jika waktu bisa diputar kembali, ingin rasanya mengubah kenyataan dan menjadikan kau cinta pertama bukan cinta kedua, setelah itu tidak ada lagi cinta ketiga keempat kelima dan seterusnya.
Ah yasudahlah, semuanya kita lanjutkan karena hidup memang harus berlanjut dan cinta, adalah hidup.
Aku jatuh sayang dan jatuh cinta kepada kamu
Dan aku hanya mau kamu
Kamu yang kutemukan ketika aku lelah dengan cinta
Kamu yang mengembalikan senyumku ketika air mata sering membuatnya mengatup
Kamu yang memberikan warna baru dalam kisah baru kehidupanku
Maukah kau menuntunku menuju cinta yang sebenarnya wahai penyelamat rindu ?
Karena aku mencintaimu, sesederhana itu.

Template by:

Free Blog Templates