Kepada Mbak Wina...
Mbak baik, mbak ramah, mbak selalu dekat dengan Tuhan
Sayang... Kisah cinta mbak
terlalu rumit
Serumit kopi hitam yang
menyisakan ampas di dasar gelas
Tangan mbak yang siang
malam menengadah mendo’akan kesembuhan
Kesembuhan seorang
pengecut yang akhirnya meninggalkan mbak
Tak apa, mbak.
Mungkin Tuhan tak
restui kau untuk selalu menangis
Tuhan lelah melihat
sungai kerap mengalir ketika kau sebut namanya
Tuhan lelah melihat
hujan dimata mu
Dan Tuhan lelah melihat
kau tak sekalipun ikut tertawa
Izinkan saja dia pergi,
tapi senyummu jangan ikut bersamanya.
Sedihlah, mbak.
Sedih adalah nama lain dari
perempuan
Setelahnya, bangkitlah.
Karena jatuh adalah
pijakan untuk bangkit dan kemudian berlari
Adikmu, Siska.
(Peluk sayang dari
jauh).